Senin, 28 Februari 2011

kenapa saya menggunakan internet

 
Nama : ADHITYA NURDIANTO

Npm  :  20210137

Kelas   : 1EB07


Kenapa saya menggunakan internet ? sebelum saya belum begitu mengenal intenet ,banyak orang beranggapan internet mempunyai dampak yang negatif  bagi anak-anak , remaja bahkan orang tua .Namun banyak juga orang beranggapan internet mempunyai banyak manfaat dan dampak positif yang besar dalam era tekhnologi yang semakin berkembang pesat. Namun bagi saya itu adalah hal yang wajar karena Setiap kemajuan tekhnologi pasti mempunyai dampak positif dan negatif nya dalam hal apa pun itu , tapi sebagai user  harus bisa menempatkan diri agar bisa benar-benar memanfaatkan tekhnologi khusus nya intenet. Andaikan orang-orang beranggapan bahwa internet memberikan dampak yang sangat buruk ,tentu saja  anggapan itu tidak salah mungkin orang itu hanya melihat pada sisi  negatifnya saja tapi orang trbt tidak melihat begitu banyak nya manfaat dari internet. Ketika saya sudah mengenal lebih dalam tentang intenet , ternyata internet begitu banyak manfaat nya
Saya menggunakan internet karena begitu banyak manfaatnya  dengan intenet saya bisa saling berkomonikasi dengan situs jejaringan social networking , internet juga mempermudah saya mendapatkan segala informasi di belahan dunia manapun , semua informasi yang saya ingin kan dapat diperoleh dalam sekejap dengan bantuan google , dengan intenet pula saya dapat mengirim kan suatu data-data saya kepada seseorang , dosen , ataupun saudara yang tinggal nya sangat jauh dengan email , saya dapat mengirim kan data-data saya  tanpa harus mengeluarkan uang yang cukup banyak dan juga tanpa harus bertemu langsung ke tempat yang sangat jauh , dan juga dengan internet ,dapat membantu saya dalam mengerjakan tugas-tugas kuliah yang dapat di selesaikan dengan mudah .inilah yang membuat saya menggunakan internet
                                                                                                                                                                                                     


       

 

Senin, 14 Februari 2011

tugas individu 1 : sistem perekonomian indonesia

PENDAHULUAN

            Dengan kondisi perekonomian saat ini,perlunya suatu support dari pemerintah  dan melindungi pelaku ekonomi atau masyarakat ekonomi yang lemah, supaya kedepannya bisa menjadi ekonom yang mandiri dan profesional ., dengan cara memberikan suatu kebijakan yang meringankan. Tidak ada satu negarapun yang bisa menerapkan suatu sistem perekonomian secara ekstrim. Di Indonesia, pemerintah mempunyai peran penting dalam megawasi jalannya perekonomian. Agar perekonomian dapat tumbuh dengan baik, perlu nya pemerintahan yang bersih serta pemerintahan yang sehat dan memiliki birokrasi yang efisien dan dapat mengawasi aliran modal yang masuk ke dalam negeri sehingga terhindar dari praktek monopoli. Salah satu faktor penyebab kompetisi ekonomi yang tidak sehat adalah pemerintahan yang tidak sehat. Kenyataan ini jelas bertolak belakang dengan cita-cita demokratisasi ekonomi yang merupakan amanat konstitusi


Pengertian system perekonomian
Pengertian sistem ekonomi adalah suatu system yang  merupakan perpaduan dari aturan-aturan atau cara yang dilakukan oleh suatu Negara dengan Sistem Perekonomian untuk mengatur ekonominya untuk mencapai tujuan.Perbedaan penerapan sistem ekonomi dapat terjadi karena perbedaan pemilikan sumber daya maupun perbedaan sistem pemerintahan suatu negara.Sistem perekonomian setiap negara berbeda-beda tergantung sistem pemerintahan yang dianut oleh negara tersebut.


 Unsur-unsur sistem ekonomi, yaitu :
1.    Unit-unit ekonomi ( rumah tangga, perusahaan, instasi pemerintah, dll )

2.    Pelaku-pelaku ekonomi ( produsen, konsumen, dsb )

3.    Lingkungan Sumber Daya Alam(SDA), Sumber Daya Manusia(SDM), dll.


Macam Macam sistem perekonomian
1..Sistem Perekonomian Sosialisme,yaitu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup besar kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi, tetapi dngan campur tangan pemerintah.Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur tata kehidupan perekonomian negara serta jenis jenis perekonomian yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.


2.Sistem Perekonomian komunisme, adalah sistem ekonomi dimana peran pemerintah sebagai pengatur seluruh sumber sumber kegiatan perekonomian.Setiap orang tak boleh memiliki kekayaan pribadi..Sehingga nasib seseorang bisa ditentukan oleh pemerintah.Semua unit bisnis. mulai dari yang kecil hingga yng besar dimiliki oleh pemerintah dengan tujuan Pemerataan Ekonomi dan kebersamaan.


3..Sistem Perekonomian Fasisme, yaitu paham yang mengedepankan bangsa sendiri dan memandang rendah bangsa lain, dengan kata lain, fasisme merupakan sikap rasionalism yang berlebihan.

4..Sistem Ekonomi Merkantilisme, yaitu suatu sistem politik ekonomi yang sangat mementingkan perdagangan internasional dengan tujuan memperbanyak aset& modal yang dimiliki negara.
5. .sistem kapitalisme adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Demi prinsip tersebut, maka pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama. Walaupun demikian, kapitalisme sebenarnya tidak memiliki definisi universal yang bisa diterima secara luas.


Prinsip - Prinsip Sistem Kapitalisme


1.    Mencari keuntungan dgn berbagai cara dan sarana kecuali yg terang-terangan dilarang negara krn merusak masyarakat seperti heroin dan semacamnya.

2.    Mendewakan hak milik pribadi dgn membuka jalan selebar-lebarnya agar tiap orang mengerahkan kemampuan dan potensi yg ada utk meningkatkan kekayaan dan memeliharanya serta tidak ada yg menjahatinya. Karena itu dibuatlah peraturan-peraturan yg cocok utk meningkatkan dan melancarkan usaha dan tidak ada campur tangan negara dalam kehidupan ekonomi kecuali dalam batas-batas yg yg sangat diperlukan oleh peraturan umum dalam rangka mengokohkan keamanan.


Ciri-ciri Kapitalisme :

1. Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi

2. Pemilikan alat-alat produksi di tangan individu

3. Inidividu bebas memilih pekerjaan/ usaha yang dipandang baik bagi dirinya.

4. Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar

5. Pasar berfungsi memberikan “signal” kepda produsen dan konsumen dalam bentuk harga-harga.

6. Campur tangan pemerintah diusahakan sekecil mungkin. “The Invisible Hand” yang mengatur perekonomian menjadi efisien.

7. Barang dan jasa diperdagangkan di pasar bebas (free market) yang bersifat kompetitif.

8.modal kapitali (baik uang maupun kekayaan lain) diinvestasikan ke dalam berbagai usaha untuk menghasilkan laba (profit).



Sistem perekonomian indonesia
           sistem perekonomian indonesia Pada dasarnya berlandaskan suatu sistem ekonomi Pancasila. Sistem Ekonomi Pancasila adalah ataran permainan kehidupan ekonomi atau hubungan ekonomi antar pelaku-pelaku ekonomi yang didasarkan pada etika atau moral Pancasila dengan tujuan akhir mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sistem perekonomian Pancasila ini merupakan dasar dari semua sistem yang berkembang pada perekonomian di Indonesia, maka kecocokan sistem perekonomian Pancasila tidak harus dipublikasikan kepada setiap warga, namun karena keterbiasaan bersinggungan dengan kegiatan yang mengandung Sila-Sila yang akana dengan sendirinya memudahkan warga menganut sistem Perekonomian seperti ini.


Struktur Perekonomian Indonesia
              makro-sektoral perekonomian suatu negara dapat berstruktur agraris , industri , niaga hal ini tergantung pada sector apa/mana yang dapat menjadi acuan  perekonomian negara yang bersangkuatan. Pergeseran struktur ekonomi secara makro-sektoral searah dengan pergeserannya secara keuangan Ditinjau dari sudut pandang keuangan  struktur perekonomian bergeser dari struktur pedesaan menjadi struktur perkotaan modern. Struktur perekonomian indoensia sejak awal orde baru hingga pertengahan 1980-an dimana pemerintah atau negara dengan BUMN dan BUMD sebagai perpanjangan tangannya merupakan pelaku utama perekonomian Indonesia. Baru mulai pertengahan 1990-an peran pemerintah dalam perekonomian berangsur-angsur dikurangi, yaitu sesudah secara eksplisit dituangkan melalui GBHN 1988/1989 mengundang kalangan swasta untuk berperan lebih besar dalam perekonomian nasional. Struktur ekonomi dapat pula dilihat berdasarkan tinjauan birokrasi pengambilan keputusan. Berdasarkan tinjauan birokrasi pengambilan keputusannya dapat dikatakan bahwa struktur perekonomian selama era pembangunan jangka panjang tahap pertama adalah sentralistis. Dalam struktur ekonomi yang sentralistik, pembuatan keputusan lebih banyak ditetapkan pemerintah pusat atau kalangan atas pemerintah


PERKEMBANGAN SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA

masa ORDE LAMA

Masa Pasca Kemerdekaan (1945-1950)

keadaan ekonomi keuangan pada masa awal kemerdekaan amat buruk, antara lain disebabkan oleh :Inflasi yang sangat tinggi, disebabkan karena beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak terkendali. Pada waktu itu, untuk sementara waktu pemerintah RI menyatakan tiga mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang. Kemudian pada tanggal 6 Maret 1946, Panglima AFNEI (Allied Forces for Netherlands East Indies/pasukan sekutu) mengumumkan berlakunya uang NICA di daerah-daerah yang dikuasai sekutu. Pada bulan Oktober 1946, pemerintah RI juga mengeluarkan uang kertas baru, yaitu ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang. Berdasarkan teori moneter, banyaknya jumlah uang yang beredar mempengaruhi kenaikan tingkat harga.

Adanya blokade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945 untuk menutup pintu perdagangan luar negri RI. Yang menyebab kan :

                                                                 > Kas negara kosong.

                                                                > Eksploitasi besar-besaran di masa penjajahan.



Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan ekonomi, antara lain :
>Program Pinjaman Nasional dilaksanakan oleh menteri keuangan Ir. Surachman dengan persetujuan BP-KNIP, dilakukan pada bulan Juli 1946.

> Upaya menembus blokade dengan diplomasi beras ke India, mangadakan kontak dengan perusahaan swasta Amerika, dan menembus blokade Belanda di Sumatera dengan tujuan ke Singapura dan Malaysia.

>  Ekonomi Februari 1946 dengan tujØKonferensiuan untuk memperoleh kesepakatan yang bulat dalam menanggulangi masalah-masalah ekonomi yang mendesak, yaitu : masalah produksi dan distribusi makanan, masalah sandang, serta status dan administrasi perkebunan-perkebunan.

> (Badan Pembentukan Planning Board Perancang Ekonomi) 19 Januari 1947

Ø Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang (Rera) 1948 >>mengalihkan tenaga bekas angkatan perang ke bidang-bidang produktif.

>  Kasimo  yang intinya mengenai usaha swasembada pangan dengan beberapaØPlan petunjuk pelaksanaan yang praktis. Dengan swasembada pangan, diharapkan


 Masa Demokrasi Liberal (1950-1957)

               Masa ini disebut masa liberal, karena dalam politik maupun sistem ekonominya menggunakan prinsip-prinsip liberal. Perekonomian diserahkan pada pasar sesuai teori-teori mazhab klasik yang menyatakan laissez faire laissez passer. Padahal pengusaha pribumi masih lemah dan belum bisa bersaing dengan pengusaha nonpribumi, terutama pengusaha Cina. Pada akhirnya sistem ini hanya memperburuk kondisi perekonomian Indonesia yang baru merdeka.


Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah ekonomi, antara lain :
a )Gunting Syarifuddin, yaitu pemotongan nilai uang (sanering) 20 Maret 1950

b) Nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia pada 15 Desember 1951 lewat UU no.24 th 1951 dengan fungsi sebagai bank sentral dan bank sirkulasi.

c) Sistem ekonomi Ali-Baba (kabinet Ali Sastroamijoyo I) yang diprakarsai Mr Iskak Cokrohadisuryo, yaitu penggalangan kerjasama antara pengusaha cina dan pengusaha pribumi. Pengusaha non-pribumi diwajibkan memberikan latihan-latihan pada pengusaha pribumi, dan pemerintah menyediakan kredit dan lisensi bagi usaha-usaha swasta nasional. Program ini tidak berjalan dengan baik, karena pengusaha pribumi kurang berpengalaman

d) Program Benteng (Kabinet Natsir), yaitu upaya menunbuhkan wiraswastawan pribumi dan mendorong importir nasional agar bisa bersaing dengan perusahaan impor asing dengan membatasi impor barang tertentu dan memberikan lisensi impornya hanya pada importir pribumi serta memberikan kredit pada perusahaan-perusahaan pribumi agar nantinya dapat berpartisipasi dalam perkembangan ekonomi nasional. Namun usaha ini gagal, karena sifat pengusaha pribumi yang cenderung konsumtif dan tak bisa bersaing dengan pengusaha non-pribumi.


Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1967)

               Sebagai akibat dari dekrit presiden 5 Juli 1959, maka Indonesia menjalankan sistem demokrasi terpimpin dan struktur ekonomi Indonesia menjurus pada sistem etatisme (segala-galanya diatur oleh pemerintah). Dengan sistem ini, diharapkan akan membawa pada kemakmuran bersama dan persamaan dalam sosial, politik,dan ekonomi (Mazhab Sosialisme). Akan tetapi, kebijakan-kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah di masa ini belum mampu memperbaiki keadaan ekonomi Indonesia, antara lain :

a)Devaluasi yang diumumkan pada 25 Agustus 1959 menurunkan nilai uang sebagai berikut :Uang kertas pecahan Rp 500 menjadi Rp 50, uang kertas pecahan Rp 1000 menjadi Rp 100, dan semua simpanan di bank yang melebihi 25.000 dibekukan.

b)Pembentukan Deklarasi Ekonomi (Dekon) untuk mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin. Dalam pelaksanaannya justru mengakibatkan stagnasi bagi perekonomian Indonesia. Bahkan pada 1961-1962 harga barang-baranga naik 400%.


c)Devaluasi yang dilakukan pada 13 Desember 1965 menjadikan uang senilai Rp 1000 menjadi Rp 1. Sehingga uang rupiah baru mestinya dihargai 1000 kali lipat uang rupiah lama, tapi di masyarakat uang rupiah baru hanya dihargai 10 kali lipat lebih tinggi. Maka tindakan pemerintah untuk menekan angka inflasi ini malah meningkatkan angka inflasi.

Kegagalan-kegagalan dalam berbagai tindakan moneter itu diperparah karena pemerintah tidak menghemat pengeluaran-pengeluarannya. Pada masa ini banyak proyek-proyek mercusuar yang dilaksanakan pemerintah, dan juga sebagai akibat politik konfrontasi dengan Malaysia dan negara-negara Barat. ini juga salahsatu konsekuensi dari pilihan menggunakan sistem demokrasi terpimpin yang bisa diartikan bahwa Indonesia berkiblat ke Timur (sosialis) baik dalam politik, eonomi, maupun bidang-bidang lain.


 masa ORDE BARU

             Pada awal orde baru, stabilisasi ekonomi dan stabilisasi politik menjadi prioritas utama. Program pemerintah berorientasi pada usaha pengendalian inflasi, penyelamatan keuangan negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Pengendalian inflasi mutlak dibutuhkan, karena pada awal 1966 tingkat inflasi kurang lebih 650 % per tahun.

Setelah melihat pengalaman masa lalu, dimana dalam sistem ekonomi liberal ternyata pengusaha pribumi kalah bersaing dengan pengusaha nonpribumi dan sistem etatisme tidak memperbaiki keadaan, maka dipilihlah sistem ekonomi campuran dalam kerangka sistem ekonomi demokrasi pancasila. Ini merupakan praktek dari salahsatu teori Keynes tentang campur tangan pemerintah dalam perekonomian secara terbatas. Jadi, dalam kondisi-kondisi dan masalah-masalah tertentu, pasar tidak dibiarkan menentukan sendiri. Misalnya dalam penentuan UMR dan perluasan kesempatan kerja. Ini adalah awal era Keynes di Indonesia. Kebijakan-kebijakan pemerintah mulai berkiblat pada teori-teori Keynesian.

Kebijakan ekonominya diarahkan pada pembangunan di segala bidang, tercermin dalam 8 jalur pemerataan : kebutuhan pokok, pendidikan dan kesehatan, pembagian pendapatan, kesempatan kerja, kesempatan berusaha, partisipasi wanita dan generasi muda, penyebaran pembangunan, dan peradilan. Semua itu dilakukan dengan pelaksanaan pola umum pembangunan jangka panjang (25-30 tahun) secara periodik lima tahunan yang disebut Pelita (Pembangunan lima tahun).

Hasilnya, pada tahun 1984 Indonesia berhasil swasembada beras, penurunan angka kemiskinan, perbaikan indikator kesejahteraan rakyat seperti angka partisipasi pendidikan dan penurunan angka kematian bayi, dan industrialisasi yang meningkat pesat. Pemerintah juga berhasil menggalakkan preventive checks untuk menekan jumlah kelahiran lewat KB dan pengaturan usia minimum orang yang akan menikah.

Namun dampak negatifnya adalah kerusakan serta pencemaran lingkungan hidup dan sumber-sumber daya alam, perbedaan ekonomi antar daerah, antar golongan pekerjaan dan antar kelompok dalam masyarakat terasa semakin tajam, serta penumpukan utang luar negeri. Disamping itu, pembangunan menimbulkan konglomerasi dan bisnis yang sarat korupsi, kolusi dan nepotisme. Pembangunan hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi tanpa diimbangi kehidupan politik, ekonomi, dan sosial yang adil. Sehingga meskipun berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tapi secara fundamental pembangunan nasional sangat rapuh. Akibatnya, ketika terjadi krisis yang merupakan imbas dari ekonomi global, Indonesia merasakan dampak yang paling buruk. Harga-harga meningkat secara drastis, nilai tukar rupiah melemah dengan cepat, dan menimbulkan berbagai kekacauan di segala bidang, terutama ekonomi.




.ORDE REFORMASI


 Pemerintahan presiden BJ.Habibie yang mengawali masa reformasi belum melakukan manuver-manuver yang cukup tajam dalam bidang ekonomi. Kebijakan-kebijakannya diutamakan untuk mengendalikan stabilitas politik.

Pada masa kepemimpinan presiden Abdurrahman Wahid pun, belum ada tindakan yang cukup berarti untuk menyelamatkan negara dari keterpurukan. Padahal, ada berbagai persoalan ekonomi yang diwariskan orde baru harus dihadapi, antara lain masalah KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), pemulihan ekonomi, kinerja BUMN, pengendalian inflasi, dan mempertahankan kurs rupiah. Malah presiden terlibat skandal Bruneigate yang menjatuhkan kredibilitasnya di mata masyarakat. Akibatnya, kedudukannya digantikan oleh presiden Megawati.


 Masa kepemimpinan Megawati SoekarnoputriMasalah-masalah yang mendesak untuk dipecahkan adalah pemulihan ekonomi dan penegakan hukum. Kebijakan-kebijakan yang ditempuh untuk mengatasi persoalan-persoalan ekonomi antara lain :

a)Meminta penundaan pembayaran utang sebesar US$ 5,8 milyar pada pertemuan Paris Club ke-3 dan mengalokasikan pembayaran utang luar negeri sebesar Rp 116.3 triliun.

b)Kebijakan privatisasi BUMN. Privatisasi adalah menjual perusahaan negara di dalam periode krisis dengan tujuan melindungi perusahaan negara dari intervensi kekuatan-kekuatan politik dan mengurangi beban negara. Hasil penjualan itu berhasil menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,1 %. Namun kebijakan ini memicu banyak kontroversi, karena BUMN yang diprivatisasi dijual ke perusahaan asing.

Di masa ini juga direalisasikan berdirinya KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), tetapi belum ada gebrakan konkrit dalam pemberantasan korupsi. Padahal keberadaan korupsi membuat banyak investor berpikir dua kali untuk menanamkan modal di Indonesia, dan mengganggu jalannya pembangunan nasional.


 Masa Kepemimpinan Susilo Bambang YudhoyonoKebijakan kontroversial pertama presiden Yudhoyono adalah mengurangi subsidi BBM, atau dengan kata lain menaikkan harga BBM. Kebijakan ini dilatar belakangi oleh naiknya harga minyak dunia. Anggaran subsidi BBM dialihkan ke subsidi sektor pendidikan dan kesehatan, serta bidang-bidang yang mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Kebijakan kontroversial pertama itu menimbulkan kebijakan kontroversial kedua, yakni Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat miskin. Kebanyakan BLT tidak sampai ke tangan yang berhak, dan pembagiannya menimbulkan berbagai masalah sosial.

Kebijakan yang ditempuh untuk meningkatkan pendapatan perkapita adalah mengandalkan pembangunan infrastruktur massal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta mengundang investor asing dengan janji memperbaiki iklim investasi. Salah satunya adalah diadakannya Indonesian Infrastructure Summit pada bulan November 2006 lalu, yang mempertemukan para investor dengan kepala-kepala daerah.

Menurut Keynes, investasi merupakan faktor utama untuk menentukan kesempatan kerja. Mungkin ini mendasari kebijakan pemerintah yang selalu ditujukan untuk memberi kemudahan bagi investor, terutama investor asing, yang salahsatunya adalah revisi undang-undang ketenagakerjaan. Jika semakin banyak investasi asing di Indonesia, diharapkan jumlah kesempatan kerja juga akan bertambah.

Pada pertengahan bulan Oktober 2006 , Indonesia melunasi seluruh sisa utang pada IMF sebesar 3,2 miliar dolar AS. Dengan ini, maka diharapkan Indonesia tak lagi mengikuti agenda-agenda IMF dalam menentukan kebijakan dalam negri. Namun wacana untuk berhutang lagi pada luar negri kembali mencuat, setelah keluarnya laporan bahwa kesenjangan ekonomi antara penduduk kaya dan miskin menajam, dan jumlah penduduk miskin meningkat dari 35,10 jiwa di bulan Februari 2005 menjadi 39,05 juta jiwa pada bulan Maret 2006. Hal ini disebabkan karena beberapa hal, antara lain karena pengucuran kredit perbankan ke sector riil masih sangat kurang (perbankan lebih suka menyimpan dana di SBI), sehingga kinerja sector riil kurang dan berimbas pada turunnya investasi. Selain itu, birokrasi pemerintahan terlalu kental, sehingga menyebabkan kecilnya realisasi belanja Negara dan daya serap, karena inefisiensi pengelolaan anggaran. Jadi, di satu sisi pemerintah berupaya mengundang investor dari luar negri, tapi di lain pihak, kondisi dalam negri masih kurang kondusif.





PARA PELAKU EKONOMI DI INDONESIA

Jika dalam ilmu ekonomi mikro kita mengenal tiga pelaku ekonomi,yaitu :

• Pemilik faktor produksi

• Konsumen

• Produsen

Dan jika dalam ilmu ekonomi makro kita mengenal empat pelaku ekonomi:
• Sektor rumah tangga

• Sektor swasta

• Sektor pemerintah, dan

• Sektor luar negeri


Maka dalam perekonomian Indonesia dikenal tiga pelaku ekonomi pokok :

(sering disebut sebgai agen-agen pemerintah dalam pembangunan ekonomi),

yakni :

Sek. Pemerintah

Sesuai dengan konsep Trilogi Pembangunan (Pertumbuhan, Pemerataan,

dan kesatabilan Ekonomi), maka masing-masing pelaku tersebut memiliki

prioritas fungsi sebagai berikut :


> Koperasi
>Swasta
>Pemerintah BUMN

>Pemerataan hasil ekonomi Pertumbuhan kegiatan

> ekonomi Kestabilan yang mendukung kegiatanekonomi

>Pertumbuhan kegiatan ekonomi Pemerataan hasil

> ekonomi Kestabilan yang mendukung kegiatanekonomi

>Kestabilan yang mendukung kegiatan ekonomi

>Pemerataan hasil ekonomi Pertumbuhan kegiatan




Analisa Sistem Perekonomian Indonesia

            Seiring dengan perkembangan dan kemajuan tekhnologi. masyarakat Indonesia terkesan makin mengagumi globalisasi yang membawa kemenangan sistem kapitalisme Barat. Sikap semacam ini ternyata membawa pengaruh besar terhadap sikap kaum elit politik muda Indonesia, yang mudah menjadi terhadap sistem ekonomi Indonesia dan ideologi kerakyatan yang melandasinyah. Kemudian dari situ ditarik kesimpulan lewat sederhana bahwa sistem kapitalisme telah memenangkan secara total persaingannya dengan sistem komunisme. Dengan demikian, dari persepsi simplisistik semacam ini, Indonesia pun dianggap perlu berkiblat kepada kapitalisme Barat dengan sistem pasar-bebasnya dan meninggalkan saja sistem ekonomi Indonesia yang “sosial itu.menganggap menangnya sistem kapitalisme dalam permainan dunia ini ternyata secara populer telah pula “mengglobal”. Sementara pemikir strukturalis masih memberikan peluang terhadap pemikiran obyektif yang lebih mendalam, dengan membedakan antara runtuhnya negara-negara komunis itu secara politis dengan lemahnya sistem sosialisme dalam prakteknya.Dengan demikian hendaknya kita tidak terpaku pada fenomena global tentang kapitalisme vs komunisme Kita harus mampu mengemukakan dan melaksanakan sistem ekonomi Indonesia sesuai dengan cita-cita kemerdekaan Indonesia, yaitu untuk mencapai kesejahteraan sosial dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, tanpa mengabaikan hak dan tanggung jawab global kita.Globalisasi dengan “pasar bebas”nya memang berperangai kapitalisme dalam ujud barunya.


Indonesia terlalu berkiblat terhadap  Sistem Perekonomian Asing.
          Padahal sistem asing tersebut belum tentu tepat diaplikasikan di dalam negeri. Tidak bisa di terapkan nya sistem pemasaran yang ada di luar negeri karena faktor perbedaan. Di luar negri, kondisi masyarakat, ekonomi dan politik cenderung stabil.  sistem hukum yang ada dapat diandalkan. Sementara kondisi tersebut belum terjadi di negara berkembang seperti Indonesia. Kondisinya beda. Sistem, masyarakat, gaya hidup mereka hingga pemerintahan itu berbeda. Kita baru akan bangun masyarakat hukum sementara di sana sudah jalan lama. Selanjutnya, yang sangat membedakan Indonesia dengan Amerika adalah sifat demonstratif. Kita harus menciptakan suatu sistem sendiri dengan memberikan edukasi penyadaran terhadap masyarakat. Pembelajaran dapat dilakukan dengan sosialisasi lewat berbagai media dan hal yang menarik bagi masyarakat. Masyarakat dapat dirubah dengan dua hal, yaitu dengan cara teks book dan cara lihat langsung. Indonesia harus melakukan kedua cara tersebut. Karena orang kita cenderung tertarik dengan melihat langsung. Untuk memenangkan pasar, pemasar harus mempunyai strategi yang jitu. Pemasar juga tidak boleh hanya mengandalkan, tetapi harus melihat kondisi lapangan yang sebenarnya. Dengan melihat sendiri kondisi lapangan. Akan memberikan hasil yang berbeda.


 Daftar pustaka
Mustopo, M.Habib, dkk. 2005. Sejarah 3. Yudhistira:Jakarta
Buku modul mata kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi

Leirissa, RZ, GA Ohorella, dan Yuda B. Tangkilisan.1996. Sejarah Perekonomian Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI:Jakarta.

Creutzberg, Pieter, dan JTM Van Laanen. 1987. Sejarah Statistik Ekonomi Indonesia. Yayasan Obor Indonesia:Jakarta


Sumber refrensi
http://achmad-entriatom.blogspot.com/2010/03/sistem-perekonomian-indonesia.html

http://amirudinsubhan.blogspot.com/2010/05/analisa-sistem-perekonomian-indonesia.html

http://handzmentallist.blogspot.com/2009/12/macam-macam-sistem-perekonomianpengerti.html
http://yonazfirnando.blogspot.com/2010/06/sistem-perekonomian-indonesia.html